Lapas Kelas IIB Gunungsitoli Kerja Sama Dengan BPBD & Damkar Kota Gunungsitoli Dalam Penanggulangan Bencana

Lapas Kelas IIB Gunungsitoli Kerja Sama Dengan BPBD & Damkar Kota Gunungsitoli Dalam Penanggulangan Bencana
Lintasperistiwanusantara.com
GUNUNGSITOLI – Lapas Kelas IIB Gunungsitoli kerja sama dengan BPBD & Damkar Kota Gunungsitoli dalam penanggulangan bencana bagi warga binaan Lapas Gunungsitoli, yang dilaksanakan di Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, Sabtu (18/09/2021) pukul 09.00-12.15 wib.
Dalam pelatihan Penanggulangan bencana ini melibatkan 158 warga binaan dan 59 ASN Lapas Gunungsitoli khususnya bidang pengamanan. Kegiatan ini dipandu oleh Herdin Telaumbanua, S.Pd, diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya, laporan ketua Panitia Fajariman Lase, S.H. selaku Kepala Keamanan, unsur pimpinan, pejabat struktural, pejabat fungsional dan seluruh regu pengamanan Lapas kelas IIB Gunungsitoli, dan kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Fatiasa Halawa, S.Pd serta diliput oleh rekan-rekan media cetak dan online Kota Gunungsitoli.
Kegiatan pelatihan penanggulangan bencana ini sesuai dengan surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan nomor PAS-PK.02.10.01-1092 tanggal 10 September 2021 perihal Gangguan Keamanan dan Ketertiban serta penanggulangan bencana di UPT Pemasyarakatan agar setiap satuan kerja melaksanakan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan sosialisasi dan simulasi guna menghindari gangguan keamanan dan ketertiban.
Kepala Lapas Gunungsitoli Soetopo Barutu dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah untuk memberikan pemahaman hal kebencanaan serta mengurangi dampak resiko dari bencana dan kesiapsiagaan baik terhadap petugas maupun warga binaan sendiri. Oleh karena itulah Lapas Gunungsitoli berkoordinasi dan bekerjasama dengan BPBD dan Dinas DAMKAR Kota Gunungsitoli, “ujarnya
Soetopo berharap dengan mitigasi bencana atau kegiatan penyuluhan ini dapat mengurangi akibat bencana dan memetakan titik rawan bencana di dalam Lapas Gunungsitoli. Dengan pengetahuan kebencanaan ini kami juga mengharapkan petugas maupun warga binaan memiliki informasi dan pengetahuan hal kebencanaan dan tidak tertutup kemungkinan bisa menjadi relawan tanggap bencana, di dalam Lapas maupun di masyarakat nantinya kita tidak mengharapkan bencana namun setidaknya kita memahami hal ancaman bencana tersebut, “harap Kalapas.
Kepala pelaksana BPBD Kota Gunungsitoli Faoziduhu Telaumbanua, S.Pd diwakili oleh Adiman P. Harefa mengucapkan terimakasih kepada Lapas Kelas IIB Gunungsitoli yang gagas kegiatan pelatihan penanggulangan bencana ini bagi warga binaan dan petugas Lapas.
Adiman menyampaikan bahwa Kepulauan Nias khususnya Kota Gunungsitoli merupakan daerah yang rawan dari berbagai bencana alam maupun non alam. Penanggulangan bencana saat ini lebih bersifat responsif, dititik beratkan pada pencegahan. Oleh karena itu upaya pencegahan mitigasi perlu terus ditingkatkan, “ucapnya
Beliau memaparkan jenis bencana menurut undang-undang No.24 tahun 2007 yang dibagi dalam 3 jenis, pertama ; bencana alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor), kedua ; bencana non alam antara lain gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit), dan ketiganya ; bencana sosial, dimana peristiwa ini akibat oleh manusia (konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror). Sementara itu berdasarkan hasil kajian resiko bencana BPBD Kota Gunungsitoli menetapkan jenis bencana antara lain banjir bandang, cuaca ekstrem (angin topan), gelombang ekstrem, gempa bumi, kebakaran hutan, kekeringan, longsor dan tsunami, “paparnya.
Selanjutnya Adiman P. Harefa menambahkan titik rawan terjadinya bencana di Lapas Gunungsitoli berupa gempa bumi dan kebakaran, oleh karena itulah tepat sekali kalau kita selenggarakan untuk melakukan pencegahan dan meminimalisir resiko bencana termasuk simulasi yang telah dilaksanakan, “tutupnya.
Selain kegiatan penyuluhan tim BPBD juga melaksanakan penyemprotan desinfektan di kamar hunian dan ruangan layanan serta membagikan masker kepada warga binaan.
Selama kegiatan berlangsung tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu memaki masker dan mencuci tangan. (Red)
Sumber : Humas Lapas Kelas IIB Gunungsitoli