3 Wamen Ditunjuk Jadi Komisaris Telkom, Ada Angga Raka, Ossy, dan Silmy

3 Wamen Ditunjuk Jadi Komisaris Telkom, Ada Angga Raka, Ossy, dan Silmy

Penunjukan Komisaris Baru di Telkom Indonesia

lintasperistiwanusantara.com – Telkom Indonesia kembali jadi sorotan publik setelah mengumumkan penunjukan tiga wakil menteri (Wamen) sebagai komisaris baru. Ketiganya adalah Angga Raka Puradyatmika, Ossy Dermawan, dan Silmy Karim. Langkah ini langsung ramai diperbincangkan, bukan hanya karena status mereka sebagai pejabat aktif, tapi juga karena peran strategis Telkom sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia.

Penunjukan ini dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Telkom. Agenda tersebut digelar untuk menyegarkan jajaran komisaris sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi yang semakin kompleks. Dengan masuknya tiga Wamen, Telkom diharapkan punya tambahan kekuatan dalam hal pengawasan, kebijakan strategis, dan sinergi dengan program pemerintah.

Langkah ini sejalan dengan visi Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir. Ia berulang kali menekankan bahwa transformasi BUMN tidak hanya membutuhkan profesional bisnis, tetapi juga dukungan penuh dari pejabat negara yang memahami arah kebijakan nasional. Penunjukan tiga Wamen ke kursi komisaris Telkom dianggap sebagai bagian dari strategi tersebut.

Siapa Saja 3 Wamen yang Jadi Komisaris Telkom?

Angga Raka Puradyatmika

Nama Angga Raka dikenal luas sebagai Wamen di lingkungan pemerintahan yang punya latar belakang akademis kuat. Ia dipercaya mengisi posisi strategis karena dianggap mampu memberi perspektif baru dalam transformasi digital yang tengah digencarkan Telkom.

Angga dikenal vokal dalam mendorong kolaborasi antara pemerintah dan swasta, khususnya di bidang teknologi. Dengan posisinya di Telkom, banyak pihak menilai ia bisa menjadi jembatan penting antara kebutuhan pasar digital dan kebijakan negara.

Ossy Dermawan

Berikutnya, Ossy Dermawan yang sebelumnya juga menjabat sebagai Wamen. Ossy punya rekam jejak panjang di birokrasi dan kebijakan publik. Dengan pengalamannya, ia diharapkan bisa memperkuat tata kelola Telkom, khususnya dalam menghadapi regulasi industri telekomunikasi yang terus berkembang.

Ossy dikenal sebagai sosok yang detail dalam hal regulasi. Dengan perannya di kursi komisaris, pengawasan Telkom terhadap kepatuhan hukum serta tata kelola perusahaan diprediksi akan semakin ketat.

Silmy Karim

Nama terakhir, Silmy Karim, bukan orang baru di dunia BUMN. Sebelum jadi pejabat negara, Silmy sudah punya pengalaman panjang di sejumlah perusahaan besar milik negara. Kariernya sebagai profesional di bidang industri dan manajemen membuatnya cukup familiar dengan tantangan korporasi skala besar.

Kehadiran Silmy sebagai komisaris Telkom menambah bobot pengalaman bisnis di jajaran dewan. Banyak pihak menilai, kombinasi Silmy dengan dua Wamen lain bisa menciptakan sinergi yang menguntungkan Telkom dalam menghadapi disrupsi digital.

Kontroversi Rangkap Jabatan Pejabat Negara

Meski penunjukan ini disambut dengan berbagai harapan, tak sedikit juga yang mempertanyakan fenomena rangkap jabatan. Kritik muncul karena ketiga Wamen masih aktif menjabat di pemerintahan, sementara posisi komisaris di BUMN menuntut fokus, komitmen, dan tanggung jawab besar.

Isu rangkap jabatan bukan hal baru di Indonesia. Sudah sering pejabat publik ditunjuk mengisi posisi di BUMN. Argumennya, hal ini untuk memperkuat sinergi dan memastikan BUMN sejalan dengan program pemerintah. Namun, kritik datang dari kalangan aktivis dan akademisi yang menilai praktik ini berpotensi mengurangi independensi pengawasan komisaris.

KemenBUMN menegaskan bahwa semua proses penunjukan sudah sesuai aturan. Erick Thohir menekankan bahwa tujuan utama bukan sekadar bagi-bagi kursi, tetapi memastikan BUMN mendapat pengawasan yang berkualitas. Menurutnya, tiga Wamen ini punya kapasitas dan integritas untuk memperkuat Telkom.

Dampak Penunjukan 3 Wamen terhadap Telkom

Telkom Indonesia saat ini sedang berada di masa transisi penting. Transformasi digital menjadi agenda besar perusahaan, terutama di era pasca-pandemi ketika kebutuhan layanan internet dan data melonjak drastis. Di sisi lain, persaingan di sektor telekomunikasi juga semakin ketat dengan kehadiran pemain swasta dan global.

Kehadiran tiga Wamen di kursi komisaris bisa membawa dampak positif berupa:

  1. Akses lebih cepat ke kebijakan pemerintah – sinergi antara regulasi dan kebutuhan bisnis.

  2. Pengawasan lebih ketat – memastikan tata kelola Telkom semakin transparan.

  3. Dorongan transformasi digital – terutama melalui dukungan strategis pada inovasi teknologi.

Namun, tantangan tetap ada. Apakah tiga Wamen bisa membagi fokus antara tugas kementerian dan Telkom? Apakah mereka mampu menepis isu rangkap jabatan? Semua itu akan terjawab dalam perjalanan Telkom ke depan.

Harapan Publik dan Masa Depan Telkom

Banyak masyarakat berharap, penunjukan tiga Wamen ini bukan sekadar simbol politik atau formalitas. Telkom sebagai perusahaan publik yang sahamnya juga dimiliki masyarakat luas, punya tanggung jawab besar untuk terus tumbuh sehat dan inovatif.

Penguatan dewan komisaris diharapkan bisa mempercepat transformasi Telkom menjadi pemain utama dalam ekonomi digital nasional. Dari pengembangan jaringan 5G, layanan data, hingga ekspansi internasional, semua menuntut pengawasan dan arahan yang solid.

Jika dijalankan dengan serius, langkah ini bisa membawa Telkom ke level yang lebih tinggi. Namun jika tidak, publik berpotensi menilai langkah ini hanya sebagai strategi politik jangka pendek.

Penutup: Antara Harapan dan Kritik

Kesimpulan

Penunjukan 3 Wamen jadi komisaris Telkom memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, ada harapan besar bahwa kehadiran Angga Raka, Ossy, dan Silmy bisa memperkuat posisi Telkom di tengah kompetisi digital global. Di sisi lain, isu rangkap jabatan tetap jadi sorotan publik yang harus dijawab dengan kinerja nyata.

Telkom kini punya tantangan besar: membuktikan bahwa jajaran komisaris barunya bukan sekadar nama besar, tapi benar-benar mampu memberi dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan dan ekonomi nasional.