Prabowo Minta Purbaya dan Danantara Bereskan Utang Kereta Cepat Whoosh

Prabowo Minta Purbaya dan Danantara Bereskan Utang Kereta Cepat Whoosh

lintasperistiwanusantara.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya terhadap proyek strategis nasional, terutama Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Dalam rapat terbatas yang berlangsung pekan ini, Prabowo meminta Purbaya Yudhi Sadewa dan pihak Danantara selaku pengelola holding BUMN untuk segera menuntaskan persoalan utang yang masih membayangi proyek tersebut.

Permintaan ini muncul setelah laporan terbaru menunjukkan masih adanya beban finansial besar yang belum sepenuhnya terselesaikan, terutama yang berkaitan dengan pendanaan awal proyek dan pembiayaan tambahan dari pihak asing.

Latar Belakang Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Proyek kereta cepat Whoosh sejatinya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi Indonesia. Namun di balik kemegahannya, proyek ini menyimpan sejumlah tantangan finansial. Berdasarkan data terakhir, utang yang ditanggung konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masih cukup signifikan, sebagian besar berasal dari pinjaman luar negeri yang digunakan untuk pembangunan awal.

Meski proyek sudah resmi beroperasi dan mendapat antusiasme masyarakat, beban bunga dan kewajiban pembayaran membuat pihak pengelola harus memutar otak mencari solusi. Di sinilah kemudian Prabowo menegaskan perlunya peran aktif dari Purbaya dan Danantara untuk merapikan semua struktur pembiayaan agar tidak mengganggu stabilitas fiskal negara.

Selain itu, pemerintah menilai pengelolaan utang yang transparan dan efisien bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap proyek infrastruktur strategis lainnya di masa depan.

Instruksi Tegas dari Prabowo untuk Menyelesaikan Utang

Prabowo menilai, proyek sebesar Whoosh tidak boleh terbebani masalah keuangan berlarut. Dalam arahannya, ia meminta agar Danantara sebagai pengendali saham di sejumlah BUMN strategis mampu berkoordinasi cepat dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Tujuannya jelas — memastikan seluruh kewajiban utang dapat diselesaikan tanpa menambah beban baru bagi APBN.

Menurut sumber yang hadir dalam rapat tersebut, Prabowo juga menyinggung pentingnya efisiensi dan transparansi dalam proses restrukturisasi utang. Ia mengingatkan agar jangan sampai proyek yang seharusnya menjadi kebanggaan nasional justru menjadi polemik publik akibat salah kelola dana.

Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru yang menekankan pada keseimbangan antara pembangunan dan pengelolaan utang negara secara bertanggung jawab.

Peran Purbaya dan Danantara dalam Penataan Keuangan Proyek

Purbaya Yudhi Sadewa, yang dikenal memiliki latar belakang ekonomi kuat dan pengalaman panjang di sektor keuangan negara, ditunjuk untuk memimpin upaya penataan struktur utang ini. Ia akan berkolaborasi dengan Danantara — lembaga pengelola aset BUMN yang saat ini memiliki kewenangan strategis dalam menjaga kesehatan keuangan proyek besar.

Sumber internal menyebutkan, langkah awal yang akan diambil adalah melakukan audit menyeluruh terhadap arus kas dan komposisi pembiayaan KCIC. Setelah itu, Danantara akan memfasilitasi restrukturisasi pinjaman dengan mitra luar negeri, sambil memastikan tidak ada pelanggaran terhadap batas fiskal nasional.

Jika berhasil, mekanisme ini bisa menjadi model baru bagi pengelolaan utang proyek infrastruktur lainnya, terutama yang dibiayai dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Reaksi Publik dan Pengamat Ekonomi

Reaksi publik terhadap langkah Prabowo ini cukup positif. Banyak yang menilai keputusan itu menunjukkan keseriusan pemerintahan baru dalam menjaga keberlanjutan proyek strategis tanpa mengorbankan stabilitas fiskal.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Bhima Yudhistira, menyebut langkah Prabowo sebagai sinyal bahwa pemerintah ingin menjaga kredibilitas keuangan negara. “Menuntaskan utang proyek Whoosh adalah langkah realistis. Kalau tidak segera diatur, beban bunga bisa menumpuk dan mengganggu arus kas jangka panjang,” ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa penyelesaian masalah utang perlu diikuti dengan evaluasi menyeluruh terhadap model pembiayaan proyek-proyek besar agar kejadian serupa tidak terulang.

Potensi Dampak terhadap Ekonomi Nasional

Jika masalah utang proyek Whoosh berhasil diselesaikan, efek positifnya bisa menjalar luas ke berbagai sektor. Pertama, kepercayaan investor terhadap proyek infrastruktur nasional akan meningkat. Kedua, efisiensi dalam pembiayaan bisa membuka ruang fiskal bagi proyek strategis lain seperti transportasi publik dan energi hijau.

Selain itu, keberhasilan mengelola utang proyek besar seperti ini juga bisa menjadi indikator stabilitas fiskal yang baik di mata lembaga pemeringkat internasional. Hal ini akan membantu menurunkan risiko negara dan membuka peluang pendanaan baru dengan bunga lebih ringan.

Dengan kata lain, langkah Prabowo bukan hanya menyelamatkan satu proyek, tapi juga memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Tantangan Baru, Momentum Baru

Pemerintah Didorong Transparan dan Efisien

Langkah Prabowo meminta Purbaya dan Danantara menuntaskan utang kereta cepat Whoosh menunjukkan arah baru pemerintahan ke depan — fokus pada stabilitas fiskal dan efisiensi proyek strategis. Meski jalan menuju penyelesaian penuh tidak mudah, langkah ini jadi momentum penting untuk menata ulang tata kelola keuangan negara secara lebih disiplin dan transparan.

Ke depan, publik menanti bukti konkret bahwa proyek besar seperti Whoosh bisa benar-benar menjadi simbol kemajuan, bukan sekadar beban utang. Jika tim ekonomi Prabowo mampu menuntaskan ini dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan jadi contoh sukses bagi negara berkembang lain dalam mengelola proyek raksasa dengan bijak.