Persela Tumbang di Kandang, Kena Comeback Persipura Usai Insiden Mati Lampu

Drama di Stadion Surajaya: Persela Kalah di Kandang Sendiri

lintasperistiwanusantara.com – Pertandingan antara Persela Lamongan vs Persipura Jayapura di Liga 2 Indonesia benar-benar menyajikan drama tak terduga. Bermain di Stadion Surajaya, Minggu malam (6/10), tuan rumah Persela harus menelan kekalahan 1-2 setelah sempat unggul lebih dulu.

Yang bikin heboh, laga ini sempat terhenti selama hampir 25 menit akibat mati lampu di babak kedua, tepat saat Persela unggul 1-0. Setelah lampu kembali menyala, situasi pertandingan berubah total — Persipura langsung tancap gas dan berhasil membalikkan keadaan.

Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Persela, yang sebelumnya punya rekor kandang cukup solid. Sebaliknya, kemenangan ini membuat Persipura Jayapura memperpanjang napas mereka di papan tengah klasemen dan kembali menegaskan status mereka sebagai salah satu tim besar Indonesia.

Kronologi Pertandingan: Dari Unggul ke Terbalik

Persela tampil agresif sejak awal laga. Gol cepat dari Arsyad Yusgiantoro di menit ke-23 membuat ribuan suporter Laskar Joko Tingkir bersorak. Tekanan tinggi di lini depan membuat Persipura sempat kewalahan menahan serangan dari sayap.

Namun, semua berubah di pertengahan babak kedua. Sekitar menit ke-60, lampu stadion tiba-tiba padam, membuat pertandingan terhenti. Suasana di tribun menjadi riuh — ada yang menyalakan ponsel, ada juga yang menyoraki panitia pertandingan.

Setelah sekitar 25 menit perbaikan, lampu kembali menyala dan laga dilanjutkan. Tapi momentum Persela sudah hilang. Persipura yang lebih tenang justru mengambil alih permainan. Melalui skema serangan cepat, Boaz Solossa menyamakan kedudukan di menit ke-72.

Puncaknya terjadi di menit ke-88 ketika Todd Rivaldo Ferre mencetak gol kedua Persipura lewat tendangan bebas melengkung. Skor 1-2 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Reaksi Pelatih: “Konsentrasi Hilang Setelah Mati Lampu”

Pelatih Persela, Dwiki Arya, mengakui bahwa insiden mati lampu punya dampak besar terhadap konsentrasi pemain.

“Kami kehilangan ritme. Setelah lampu padam, pemain seperti kehilangan arah permainan. Persipura memanfaatkan momen itu dengan baik,” ujarnya usai laga.

Sementara itu, pelatih Persipura, Tony Ho, memuji mental anak asuhnya yang tetap fokus meski laga sempat terhenti lama.

“Kami tidak panik. Justru kami pakai waktu itu untuk menenangkan diri dan membaca ulang permainan Persela. Setelah nyala lagi, kami tahu harus menyerang dari sisi kanan mereka,” katanya.

Persipura Bangkit, Persela Tenggelam

Kemenangan ini menjadi titik balik bagi Persipura Jayapura yang sempat tampil inkonsisten dalam beberapa laga terakhir. Dengan tambahan tiga poin, mereka kini menempati posisi keempat klasemen sementara Liga 2 Wilayah Timur.

Sementara itu, Persela Lamongan harus turun ke peringkat ketujuh. Padahal sebelumnya mereka berpeluang masuk zona empat besar jika bisa mempertahankan keunggulan.

Data statistik menunjukkan bahwa setelah insiden mati lampu, Persipura menguasai bola hingga 61%, dengan total 7 tembakan ke arah gawang dalam 30 menit terakhir. Artinya, dominasi mereka benar-benar muncul setelah momentum Persela buyar.

Sorotan Publik: “Mati Lampu, Momentum Hilang, Poin Terbang”

Di media sosial, tagar #Persela dan #Persipura langsung masuk trending di Indonesia. Banyak netizen menyoroti insiden mati lampu yang dianggap “mengubah arah pertandingan”.

Beberapa pendukung Persela menyindir panitia pelaksana laga karena dianggap tidak siap menghadapi situasi teknis seperti itu. Namun, sebagian lainnya mengakui bahwa Persipura memang lebih tangguh secara mental dan layak menang.

Pihak PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap insiden teknis tersebut. LIB menegaskan bahwa stadion tuan rumah harus memastikan seluruh fasilitas pertandingan, termasuk penerangan, memenuhi standar minimal.

Analisis: Dampak Psikologis dan Momentum yang Hilang

Secara psikologis, gangguan seperti mati lampu bisa sangat memengaruhi fokus pemain. Dalam kasus Persela, mereka kehilangan kontrol permainan setelah jeda panjang.

Pelatih mental sepak bola, Robby Darwis, menilai bahwa adaptasi terhadap gangguan non-teknis menjadi faktor krusial di Liga 2.

“Tim dengan mental lebih kuat bisa memanfaatkan situasi chaos jadi keuntungan. Itulah yang dilakukan Persipura semalam,” ujarnya.

Sementara itu, analis sepak bola lokal, Adi Nugroho, menyoroti bahwa Persela terlalu cepat panik setelah kebobolan.

“Mereka kehilangan keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Harusnya lebih sabar, bukan malah terburu-buru menyerang balik,” katanya.

Evaluasi dan Langkah ke Depan

Manajemen Persela menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh, terutama dalam hal kesiapan stadion dan konsistensi permainan. Mereka berjanji segera memperbaiki masalah teknis dan menjaga performa di laga berikutnya.

Persipura di sisi lain sudah menatap pertandingan berikutnya melawan PSIM Yogyakarta dengan rasa percaya diri tinggi. Boaz Solossa menegaskan bahwa kemenangan ini adalah hasil kerja keras dan bukan keberuntungan semata.

“Kami sudah sering dalam posisi tertinggal, tapi kali ini kami belajar untuk tidak menyerah,” ujar Boaz.

Laga yang Tak Sekadar Tentang Skor

Pelajaran dari Comeback Persipura

Laga Persela vs Persipura bukan cuma soal siapa yang menang, tapi soal mentalitas. Dalam sepak bola, satu momen bisa mengubah segalanya — termasuk insiden mati lampu yang membalikkan arah pertandingan.

Harapan untuk Liga 2 yang Lebih Profesional

Insiden teknis seperti ini semestinya jadi alarm bagi semua pihak agar profesionalisme di Liga 2 terus ditingkatkan. Karena bagi pemain dan suporter, setiap menit di lapangan bukan sekadar pertandingan — tapi harga diri dan kebanggaan daerah.